Selasa, 25 Maret 2014

Budaya Organisasi “Dreamers Radio Vs RRI”


Pengertian mengenai budaya organisasi memiliki definisi berbeda-beda bergantung pada perspektif yang kita ambil. Secara umum, budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem keyakinan dan nilai yang dimiliki bersama dan membimbing perilaku (Wood. et al, 2006, h. 325). Sedangkan Wirawan (2007) mendefinisikan budaya organisasi sebagai:


“Norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diimplementasikan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani konsumen dan mencapai tujuan organisasi.”


Budaya Organisasi Dreamers Radio

Dreamers Radio merupakan salah satu bagian divisi online dari PT. Mediaworks Indonesia yang pertama kali didirikan pada tahun 2011 oleh Daniel T. Hartono. Dengan mengusung konsep anak muda yang dekat dengan era digital dan karena kemajuan teknologi yang sudah menjadi kebutuhan bagi mereka, Dreamers Radio mencoba menarik minat masyarakat khususnya anak muda terhadap program mereka. Gaya hidup anak muda yang marak melalui media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, maupun Path menjadi media dalam menyebarkan pangsa pasar Dreamers Radio.

Dreamers Radio merupakan radio streaming pertama di Indonesia yang bekerja secara profesional untuk anak muda yang aktif, enerjik, serta mengikuti perkembangan gaya hidup, dan sangat dekat dengan media online. Dengan memanfaatkan teknologi internet, Dreamers Radio sebagai media hiburan satu-satunya yang menggabungkan portal berita anak muda serta sosial media pertama di Indonesia dengan target mulai dari usia 15-25 tahun. Dreamers Radio tidak hanya bisa dinikmati di dalam negeri yaitu Indonesia namun juga dapat dinikmati di seluruh dunia. Seperti namanya, Dreamers Radio mempunyai visi agar anak muda berani untuk bermimpi dan meraih mimpi.

DJ atau Dreamers Jockey (announcer) yang dimiliki oleh Dreamers Radio adalah para anak muda yang merepresentasikan Dreamers Radio sebagai ikon anak muda yang dinamis serta up to date yang melek teknologi. Program-program yang disediakan dibuat untuk menarik minat anak muda dan dikemas secara menarik dan apik seperti K-Pop Vaganza, Tweet & Play, Fridaykustik, dan Saturday Love. Yang lebih menarik adalah, Dreamers Radio tidak hanya bisa didengarkan di mobil saja seperti radio konvensional FM, namun www.dreamersradio.comdapat dinikmati kapanpun dan dimanapunmelalui divice pendengar Blackberry, Apple, Android, Nux radio, Tune in maupun PC tanpa buffering dan semuanya gratis.


Tagline dari Dreamers Radio adalah “Dreamers Radio is a future radio and future is now!” dan “The Best Streaming Radio in Town”. Tagline pertama menggambarkan jika jaman sekarang radio tidak lagi hanya lewat pesawat radio konvensional, tapi melalui internet (streaming). Tagline kedua menggambarkan jika dreamers radio adalah pelopor dan tetap yang terbaik di antara radio streaming lainnya.
                                                
Selain konsep yang menarik yaitu menggabungkan Radio Streaming, Portal Berita Anak Muda serta Social Media, Dreamers juga memiliki sebuah kafe yang menjadi wadah para followers Dreamers Radio yang berasal dari seluruh para fanbase musik di Indonesia, yang tergabung di fitur 'Fanbase Lounge'. Hingga saat ini puluhan fanbase dengan total jutaan followers telah tergabung di www.dreamersradio.com


Budaya organisasi yang dibuat oleh Dreamers Radio adalah bagaimana memberikan kenyamanan terhadap publik internalnya. Dengan melakukan pekerjaan yang mereka sukai maka mereka dengan senang hati dan bangga melaksanakan tugasnya. Anak muda yang memiliki sikap dinamis dan penuh gejolak pun berusaha ditampilkan dan menjadi wajah dari Dreamers Radio. Budaya organisasi dari Dreamers Radio bisa dilihat dari:
a.      Objek (logo) 


b.      Pakaian
Pakaian atau seragam merupakan wajah dari sebuah organisasi. Di Dreamers Radio sendiri karena ini adalah radio anak muda, yang selalu up to date dan modern sehingga pakaian yang dipakai oleh karyawannya adalah bebas dan unik. Untuk semakin meningkatkan kreatifitas saat bekerja dan membuat mood yang selalu baik saat melaksanakan tugasnya.
c.       Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh Dreamers Radio adalah bahasa yang marak digunakan oleh remaja atau bisa dikatakan sebagai bahasa gaul. Bahasa ini akan semakin terlihat ketika DJ membawakan acaranya. Bahasa yang digunakan pun beragam bahkan menyesuaikan dengan fenomena di sekitar kita. Penggunaan bahasa yang unik dan tidak membosankan menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat Dreamers Radio.
d.      Teknologi
Teknologi yang digunakan oleh Dreamers Radio benar-benar merepresentasikan anak muda jaman sekarang yang melek tekhnologi. Dengan kecanggihan teknologi, Dreamers Radio mengkolaborasikan streaming radio, dengan portal berita, dan jejaring sosial sehingga dapat dijangkau oleh semua anak muda yang menjadi target sasaran mereka.
e.       Program
Program yang dibawakan oleh Dreamers Radio sesuai dengan visi mereka yakni menjadikan Dreamers Radio sebagai “best streaming radio”. Sehingga program yang dibawakan selalu dinamis dan mengikuti perkembangan anak mudaseperti, Speak Up!,Afterclass, K-Pop Vaganza, Tweet & Play, Fridaykustik, dan Saturday Love.
                                                                                                              
       

Budaya Organisasi RRI

RRI resmi didirikan sejak tahun 2005 sebagai Lembaga Penyiaran Publik. Menjadi repositiong dari institusi pemerintahan.Perubahan mendasar yang dialami RRI, tentunya berimplikasi dengan perubahan paradigmapenyiarandanpublik internal maupuneksternalnya. Periode awal RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik lebih fokuspada transformasi nilai untuk mengubah mindset internal yang sebagian besar masih PNS di era RRI sebagai Radio Pemerintah.



RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.

Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui UU no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik, serta PP 12 tahun 2005,  RRI  dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga penyiaran  yang dapat berjaringan secara nasional  dan dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga penyiaran Asing.

RRI mempunyai  62 stasiun penyiaran termasuk Siaran Luar Negeri dan 5 (lima) satuan kerja (satker) lainnya yaitu Pusat Pemberitaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbangdiklat) Satuan Pengawasan Intern, serta diperkuat 16 studio produksi serta 11 perwakilan RRI di Luar negeri  RRI memiliki 61 (enampuluh satu) programa 1 (Pro 1), 61 program 2 (Pro 2), 61 programa 3 (Pro 3), 14 programa 4 (Pro 4), dan 7 studio produksi maka RRI setara dengan 205 stasiun radio. RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program, yaitu:
  1. Programa Daerah (PRO 1) sebagai siaran Pusat Pemberdayaan Masyarakat yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, 
  1. Programa Kota (PRO 2) sebagai siaran Pusat Kreativitas Anak Muda yang melayani masyarakat muda di perkotaan, dan
  1. Programa III (PRO 3) merupakan siaran dari Jakarta sebagai siaran Jaringan Berita Nasional yang menyajikan berita dan informasi (News Channel) selama 24 jam yang dipancarluaskan/ direlay oleh Setiap Stasiun RRI daerah kepada masyarakat luas di Seluruh Wilayah Indonesia. 
  1. PRO 4 siaran Pusat Kebudayaan Indonesia (Jakarta).
 Visi dan Misi yang tertuang dalam RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, harus memuat apa yang menjadi mandat negara (bangsa) dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Visi LPP RRI adalah menjadikan  LPP  RRI radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia.

Misi dan filosofi RRI sebagai Radio Publik, harus memiliki nilai-nilai yang mendukung, yaitu preferensi yang memberi akses luas bagi publik, lewat segmentasi siaran dan keberagamannya dalam beberapa program sesuai wilayah dan populasi publik yang harus dijangkaudengan Pendekatan Programatis: Broadcasting dan Narrowcasting.

Budaya organisasi dari yang ingin ditunjukkan oleh RRI adalah menjadi tempat penyampaian publik yang obyektif, tersusun dengan kode etik terkait, bekerja secara profesional dan berbasis atas kemutuan informasi yang diberikan. Sehingga lingkungan publik internalnya merupakan orang-orang yang sangat kompeten dan bertanggung jawab atas semua tugasnya dan dilaksanakan dengan sangat profesional. Disebutkan ada empat dimensi reputasi korporat yang perlu dibangun RRI dalam rangka repositioning, yaitu credibility (kredibilitas di mata stakeholder), trustworthiness (terpercaya dalam pandangan karyawan), reliability (keandalan di mata publik), dan responsibility (tanggung jawab sosial).

Untuk lebih jelasnya budaya organisasi RRI dapat dilihat dari:


a.       Objek (Logo)



 b.      Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh RRI adalah bahasa Indonesia baku, dimana  melihat dari struktur bahasa yang baik dan sesuai dengan EYD. Di dalam publik internalnya pun juga akan demikian, dengan menggunakan tutur bahasa yang baik maka akan menimbulkan rasa saling dihormati dan menghormati.
c.       Teknologi
Untuk cara penyiarannya, RRI juga sudah menggunakan streaming jika kita mengaksesnya melalui www.rri.co.id Teknologi dalam publik internal RRI dipandang sebagai media penyampai pesan saja.
d.      Program
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa LPP RRI memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. Contoh-contoh programnya pun memang nasionalis sekali misalnya Berita Nasional, RRI Sambung Rasa, RRI Indonesia Dini Hari (dialog dengan jaringan RRI seluruh Indonesia) yang berlangsung dari jam 1-5 pagi, program ludruk, wayang, musik anak muda, bintang radio, jaringan diplomasi dengan beberapa radio luar (misal BBC, NHK, ABC, VOA, dan Radio Turki),  program khusus lingkungan dsb
e.       Nilai dan norma
Nilai-nilai yang dianut LPP RRI dalam organisasi dan cara kerjanya sebagai sumber informasi terpercaya sesuai dengan prinsip lembaga penyiaran publik adalah:
·         Siaran bersifat independet dan netral
·         Siaran harus memihak pada kebenaran
·         Siaran member pemahaman
·         Siaran mengurangi ketidakpastian
·         Siaran berpedoman pada pancasila, UUD 1945 dan kebenaran, serta peraturan yang lainnya.
·         Siaran harus memihak hanya kepada kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia
·         Siaran harus menjaga persatuan, kesatuan dan Kedaulatan NKRI
f.       Kode etik
Pedoman perilaku dari publik internal RRI adalah bekerja secara profesional. Selalu bertanggung jawab dan tidak merugikan pihak lain. Begitu pula dengan program yang dibawakan oleh RRI, harus sesuai dengan Undang-undang kode etik penyiaran yang ada.
g.      Filsafat organisasi
RRI sangat memperhatikan SDM dari publik internalnya. Komitmen yang berbasis budaya organisasi inilah yang menjadi kompetensi dasar RRI terhadap pembuatan program siaran yang berkualitas yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan bangsa, memberikan informasi, hiburan, menyediakan keberagaman acara budaya dan untuk kelompok minoritas dan meningkatkan keahlian pelayanan siaran baik untuk regional, nasional maupun internasional.
h.      Etos kerja
Etos kerja yang dimiliki oleh publik internal RRI sangat baik karena mereka tahu untuk apa mereka bekerja disana dan memang keputusan itulah yang mereka ambil. Bekerja sebaik mungkin, secara profesional, dan memberikan hasil kerja yang memuaskan adalah harapan dari publik internal RRI.


Sumber diolah dari:





Selasa, 11 Maret 2014

Karakter Kegiatan Publik Internal Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA)


Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi, perusahaan, atau instansi. Komunikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM dalam organisasi. Terjadi proses pertukaran informasi diantara batang-batang struktur organisasi yang mana kualitas komunikasi ditentukan dari frekuensi dan intensitasnya. Hubungan komunikasi internal harus terjalin dengan baik diantara batang-batang organisasinya. Setiap batang, memiliki perannya masing-masing dalam rangka menjalin hubungan baik dan mencapai tujuan organisasi. Pertukaran informasi dalam organisasi merupakan penghubung antar anggota dan penghubung anggota dengan pimpinannya.

Setiap organisasi, perusahaan, instansi pasti mempunyai publik internal dan eksternal, tetapi fokus kali ini adalah pada publik internalnya. Kegiatan publik internal ditujukan untuk menciptakan iklim kerja yang baik. Pada pembahasan ini penulis mengambil contoh kegiatan publik internal yang ada di Bank BUMN (BRI) dan Swasta (BCA). Berikut penjelasannya.


BUMN: Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada tahun 1967-1968 berdasarkan Undang-Undang, BRI dinasionalisasi oleh pemerintah sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. BRI mempunyai tagline “Melayani dengan Setulus Hati” terbukti hingga saat ini BRI sudah berusia 118 tahun. (untuk lebih lengkapnya, klik bri.co.id)
Kegiatan publik internal dari BRI Probolinggo antara lain, yaitu:
1.      Setiap minggu ada acara makan bersama, baik itu saat pulang kantor atau saat weekend. Makan bersama biasanya diikuti oleh Manager Training, deskman, dan teller. Ketua kantor cabang ikut jika acara diadakan di hall atau tempat makan yang lebih besar dan dalam kesempatan yang lebih formal untuk menghormati si kepala cabang tersebut.
2.      Gathering yang lebih besar seperti berkumpulnya semua karyawan BRI dari kantor pusat, kantor cabang, hingga teras BRI biasanya dilakukan minimal 6 bulan sekali agar lebih mengenal satu sama lain, karena mereka semua berada dibawah naungan BRI. Untuk setiap kantor cabang kecil dalam daerah kota atau kabupaten biasanya memiliki kebijakan dan kebiasaan tersendiri, bisa sama dengan apa yang biasa dilakukan oleh karyawan cabang pusat bisa juga berbeda sesuai dengan kebijakan kepala kantor yang bersangkutan.

Alur komunikasi internal yang terjadi adalah:
1.      Briefing rutin yang dilakukan pagi hari dan doa bersama pukul 7.15-8.00. Kegiatan briefing itu dilakukan oleh Manager Training kepada teller yang bertugas untuk lebih paham akan apa saja yang harus dilakukan di hari tersebut. Setelah briefing biasanya Manager Training akan memberi tahu pengumuman harian yang sifatnya tidak formal. Pengumuman yang lebih formal biasanya disampaikan dalam rapat petinggi bank di kantor cabang pusat kota atau provinsi.
2.      Komunikasi yang digunakan biasanya lebih informal untuk menciptakan kondisi yang lebih akrab. Jika ada karyawan yang berselisih paham biasanya akan langsung diselesaikan saat itu juga oleh kepala bagian masing-masing divisi untuk tetap menciptakan situasi yang kondusif diantara karyawan.
3.      Karyawan baru atau magang ada “keharusan” untuk mengenal semua orang dalam kantor maupun karyawan yang bertugas di luar kantor (marketing dan satpam).


SWASTA: Bank Central Asia (BCA)
Bank Central Asia (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini (masa jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan Emir Setijoso.
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Krisis 1997 membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis.
Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial. (untuk lebih lengkapnya, klik bca.co.id)

Kegiatan publik internal yang dilakukan oleh BCA :
1.      Mengadakan Family Gathering
2.      Membuat media internal (day news) contohnya seperti Majalah atau situs seperti My BCA
3.      Mengadakan pertemuan DF (Dialog Front liner)
4.      Melaksanakan SOP dan komunikasi marketing produk BCA.
Selain kegiatan di atas, ada juga kegiatan yang sifatnya informal seperti kegiatan kebersamaan yang dilakukan di luar jam kantor dengan nonton bareng karyawan, jalan santai dan acara makan bersama karyawan lain.
BCA juga punya kegiatan publik internal yang dilakukan lewat media untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak internal, seperti Majalah Info BCA dan event-event internal lainnya. Majalah ini kurang lebih berisi tentang semua produk, program dari perusahaan dan manajemen produk yang  disampaikan buat para karyawan dan front liner. Penyebarannya dalam bentuk hard copy dan soft copy yang bisa diunggah ke dalam situs My BCA oleh karyawan. Berita di majalah biasanya diawali dengan kegiatan apa saja yang sedang terjadi di perusahaan yang ingin disampaikan kepada kalangan internal. Jadi kalau ada sesuatu yang sedang terjadi, seperti product launching bisa dijadikan sebagai berita utama di majalah itu misalnya “Launcing Kartu Kredit Carrefour BCA Visa”.
Alur informasi tidak hanya dari perusahaan ke karyawan atau komunikasi dari atas ke bawah saja, tetapi juga dari bawah ke atas. Majalah Info BCA juga menyampaikan informasi mengenai karyawan ke top management dan antar divisi yang saling menginformasikan kegiatan apa saja yang dilakukan. Jadi, kalau misalnya ada berbagai event yang diselenggarakan di kantor cabang di seluruh Indonesia itu bisa di share ke kantor wilayah lain, termasuk di kantor pusat juga.


Perbedaan Karakter Publik Internal BRI-BCA
      Karekter Publik internal BRI-BCA salah satunya dipengaruhi dari pimpinannya. Jika dilihat lagi BCA dari dulu memang dimiliki oleh Grup Salim (salah satu grup bisnis terbesar yang dimiliki oleh Pengusaha Tionghoa Liem sioe Liong—Soedono salim), sedangkan BRI awalnya adalah Bank Priyayi Jawa dan sekarang dipimpin oleh Bunasor Sanim. Pasti dari cara kerja dan aturan-aturan pun sudah berbeda.
Jika dilihat dari targetnya, BCA terkenal sebagai bank bagi kalangan masyarakat menengah ke atas sedangkan BRI terkenal sebagai bank masyarakat menengah ke bawah, namun tidak menutup kemungkinan juga ada beberapa kalangan menengah atas yang menggunakan BRI ini. Dilihat dari hasil wawancara yang kami peroleh, produk, pelayanan, manajemen dari kedua bank ini memiliki perberbedaan. Begitu pula yang terdapat dari publik internalnya.
Dari struktur perusahaan—direksi dan komisaris—kedua bank tersebut kurang lebih sama yaitu terdapat Dewan Komisaris (terdiri dari Presiden Komisaris, wakil Komisaris, Komisaris, dan Komisaris Independen) serta Dewan Direksi (Presdir, Wakil Presdir, dan Direktur).
Kegiatan publik internal di kedua bank sebenarnya hampir sama, sama-sama memperhatikan kualitas dan kenyamanan karyawan. Misalnya dengan mengadakan gathering, nonton dan makan bersama agar lebih dapat mengenal satu sama lain antara karyawan dengan atasan. Perbedaan yang bisa dilihat dari hasil wawancara kami adalah hubungan kebersamaan yang ingin dibangun oleh BRI lebih kuat karena rutin mengadakan makan bersama paling tidak tiap minggu dan gathering setiap 6 bulan sekali. Begitu pula yang dilatih kepada karyawan magang untuk lebih mengenal karyawan senior yang lain.
Sedangkan dilihat dari tradisi penyampaian informasi antar karyawan/divisi/bahkan kantor cabang kami melihat bahwa BCA lebih transparan terhadap semua informasi yang ada dalam perusahaan. Namun demikian bukan berarti BRI buruk dalam memberikan informasi, bank ini sudah sangat baik dalam segi penyampaian informasi. Hal ini bisa dilihat dengan adanya briefing rutin di setiap kantor cabang setiap harinya, informasi formal dari kantor pusat juga dirapatkan oleh para petinggi baru disalurkan ke cabang. Sedangkan di BCA, kegiatan diadakan melalui dialog Front Liner dan Majalah Info BCA. Dengan adanya majalah untuk publik internal tersebut semua informasi bisa tersampaikan baik kepada karyawan maupun kepada pimpinan. Karena dengan media komunikasi internal perusahaan tersebut karyawan pun dapat menyuarakan aspirasinya kepada pimpinan, begitupun sebaliknya.





Sumber
BRI: Bapak Beny Anggara,  Manager Training BRI Unit Probolinggo Kota
BCA:  Ibu I Gusti Ayu Winda Febriyani, CSO BCA Cabang Sweta Mataram