Selasa, 11 Maret 2014

Karakter Kegiatan Publik Internal Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA)


Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi, perusahaan, atau instansi. Komunikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM dalam organisasi. Terjadi proses pertukaran informasi diantara batang-batang struktur organisasi yang mana kualitas komunikasi ditentukan dari frekuensi dan intensitasnya. Hubungan komunikasi internal harus terjalin dengan baik diantara batang-batang organisasinya. Setiap batang, memiliki perannya masing-masing dalam rangka menjalin hubungan baik dan mencapai tujuan organisasi. Pertukaran informasi dalam organisasi merupakan penghubung antar anggota dan penghubung anggota dengan pimpinannya.

Setiap organisasi, perusahaan, instansi pasti mempunyai publik internal dan eksternal, tetapi fokus kali ini adalah pada publik internalnya. Kegiatan publik internal ditujukan untuk menciptakan iklim kerja yang baik. Pada pembahasan ini penulis mengambil contoh kegiatan publik internal yang ada di Bank BUMN (BRI) dan Swasta (BCA). Berikut penjelasannya.


BUMN: Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada tahun 1967-1968 berdasarkan Undang-Undang, BRI dinasionalisasi oleh pemerintah sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. BRI mempunyai tagline “Melayani dengan Setulus Hati” terbukti hingga saat ini BRI sudah berusia 118 tahun. (untuk lebih lengkapnya, klik bri.co.id)
Kegiatan publik internal dari BRI Probolinggo antara lain, yaitu:
1.      Setiap minggu ada acara makan bersama, baik itu saat pulang kantor atau saat weekend. Makan bersama biasanya diikuti oleh Manager Training, deskman, dan teller. Ketua kantor cabang ikut jika acara diadakan di hall atau tempat makan yang lebih besar dan dalam kesempatan yang lebih formal untuk menghormati si kepala cabang tersebut.
2.      Gathering yang lebih besar seperti berkumpulnya semua karyawan BRI dari kantor pusat, kantor cabang, hingga teras BRI biasanya dilakukan minimal 6 bulan sekali agar lebih mengenal satu sama lain, karena mereka semua berada dibawah naungan BRI. Untuk setiap kantor cabang kecil dalam daerah kota atau kabupaten biasanya memiliki kebijakan dan kebiasaan tersendiri, bisa sama dengan apa yang biasa dilakukan oleh karyawan cabang pusat bisa juga berbeda sesuai dengan kebijakan kepala kantor yang bersangkutan.

Alur komunikasi internal yang terjadi adalah:
1.      Briefing rutin yang dilakukan pagi hari dan doa bersama pukul 7.15-8.00. Kegiatan briefing itu dilakukan oleh Manager Training kepada teller yang bertugas untuk lebih paham akan apa saja yang harus dilakukan di hari tersebut. Setelah briefing biasanya Manager Training akan memberi tahu pengumuman harian yang sifatnya tidak formal. Pengumuman yang lebih formal biasanya disampaikan dalam rapat petinggi bank di kantor cabang pusat kota atau provinsi.
2.      Komunikasi yang digunakan biasanya lebih informal untuk menciptakan kondisi yang lebih akrab. Jika ada karyawan yang berselisih paham biasanya akan langsung diselesaikan saat itu juga oleh kepala bagian masing-masing divisi untuk tetap menciptakan situasi yang kondusif diantara karyawan.
3.      Karyawan baru atau magang ada “keharusan” untuk mengenal semua orang dalam kantor maupun karyawan yang bertugas di luar kantor (marketing dan satpam).


SWASTA: Bank Central Asia (BCA)
Bank Central Asia (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini (masa jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan Emir Setijoso.
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Krisis 1997 membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis.
Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial. (untuk lebih lengkapnya, klik bca.co.id)

Kegiatan publik internal yang dilakukan oleh BCA :
1.      Mengadakan Family Gathering
2.      Membuat media internal (day news) contohnya seperti Majalah atau situs seperti My BCA
3.      Mengadakan pertemuan DF (Dialog Front liner)
4.      Melaksanakan SOP dan komunikasi marketing produk BCA.
Selain kegiatan di atas, ada juga kegiatan yang sifatnya informal seperti kegiatan kebersamaan yang dilakukan di luar jam kantor dengan nonton bareng karyawan, jalan santai dan acara makan bersama karyawan lain.
BCA juga punya kegiatan publik internal yang dilakukan lewat media untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak internal, seperti Majalah Info BCA dan event-event internal lainnya. Majalah ini kurang lebih berisi tentang semua produk, program dari perusahaan dan manajemen produk yang  disampaikan buat para karyawan dan front liner. Penyebarannya dalam bentuk hard copy dan soft copy yang bisa diunggah ke dalam situs My BCA oleh karyawan. Berita di majalah biasanya diawali dengan kegiatan apa saja yang sedang terjadi di perusahaan yang ingin disampaikan kepada kalangan internal. Jadi kalau ada sesuatu yang sedang terjadi, seperti product launching bisa dijadikan sebagai berita utama di majalah itu misalnya “Launcing Kartu Kredit Carrefour BCA Visa”.
Alur informasi tidak hanya dari perusahaan ke karyawan atau komunikasi dari atas ke bawah saja, tetapi juga dari bawah ke atas. Majalah Info BCA juga menyampaikan informasi mengenai karyawan ke top management dan antar divisi yang saling menginformasikan kegiatan apa saja yang dilakukan. Jadi, kalau misalnya ada berbagai event yang diselenggarakan di kantor cabang di seluruh Indonesia itu bisa di share ke kantor wilayah lain, termasuk di kantor pusat juga.


Perbedaan Karakter Publik Internal BRI-BCA
      Karekter Publik internal BRI-BCA salah satunya dipengaruhi dari pimpinannya. Jika dilihat lagi BCA dari dulu memang dimiliki oleh Grup Salim (salah satu grup bisnis terbesar yang dimiliki oleh Pengusaha Tionghoa Liem sioe Liong—Soedono salim), sedangkan BRI awalnya adalah Bank Priyayi Jawa dan sekarang dipimpin oleh Bunasor Sanim. Pasti dari cara kerja dan aturan-aturan pun sudah berbeda.
Jika dilihat dari targetnya, BCA terkenal sebagai bank bagi kalangan masyarakat menengah ke atas sedangkan BRI terkenal sebagai bank masyarakat menengah ke bawah, namun tidak menutup kemungkinan juga ada beberapa kalangan menengah atas yang menggunakan BRI ini. Dilihat dari hasil wawancara yang kami peroleh, produk, pelayanan, manajemen dari kedua bank ini memiliki perberbedaan. Begitu pula yang terdapat dari publik internalnya.
Dari struktur perusahaan—direksi dan komisaris—kedua bank tersebut kurang lebih sama yaitu terdapat Dewan Komisaris (terdiri dari Presiden Komisaris, wakil Komisaris, Komisaris, dan Komisaris Independen) serta Dewan Direksi (Presdir, Wakil Presdir, dan Direktur).
Kegiatan publik internal di kedua bank sebenarnya hampir sama, sama-sama memperhatikan kualitas dan kenyamanan karyawan. Misalnya dengan mengadakan gathering, nonton dan makan bersama agar lebih dapat mengenal satu sama lain antara karyawan dengan atasan. Perbedaan yang bisa dilihat dari hasil wawancara kami adalah hubungan kebersamaan yang ingin dibangun oleh BRI lebih kuat karena rutin mengadakan makan bersama paling tidak tiap minggu dan gathering setiap 6 bulan sekali. Begitu pula yang dilatih kepada karyawan magang untuk lebih mengenal karyawan senior yang lain.
Sedangkan dilihat dari tradisi penyampaian informasi antar karyawan/divisi/bahkan kantor cabang kami melihat bahwa BCA lebih transparan terhadap semua informasi yang ada dalam perusahaan. Namun demikian bukan berarti BRI buruk dalam memberikan informasi, bank ini sudah sangat baik dalam segi penyampaian informasi. Hal ini bisa dilihat dengan adanya briefing rutin di setiap kantor cabang setiap harinya, informasi formal dari kantor pusat juga dirapatkan oleh para petinggi baru disalurkan ke cabang. Sedangkan di BCA, kegiatan diadakan melalui dialog Front Liner dan Majalah Info BCA. Dengan adanya majalah untuk publik internal tersebut semua informasi bisa tersampaikan baik kepada karyawan maupun kepada pimpinan. Karena dengan media komunikasi internal perusahaan tersebut karyawan pun dapat menyuarakan aspirasinya kepada pimpinan, begitupun sebaliknya.





Sumber
BRI: Bapak Beny Anggara,  Manager Training BRI Unit Probolinggo Kota
BCA:  Ibu I Gusti Ayu Winda Febriyani, CSO BCA Cabang Sweta Mataram


Tidak ada komentar:

Posting Komentar