Komunikasi internal
adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi, perusahaan, atau
instansi. Komunikasi ini
bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM dalam organisasi.
Terjadi proses pertukaran informasi diantara
batang-batang struktur organisasi yang mana kualitas komunikasi ditentukan dari frekuensi dan
intensitasnya. Hubungan
komunikasi internal harus terjalin dengan baik diantara batang-batang
organisasinya. Setiap batang, memiliki perannya masing-masing dalam rangka menjalin
hubungan baik dan mencapai tujuan organisasi. Pertukaran informasi dalam organisasi merupakan
penghubung antar anggota dan penghubung anggota dengan pimpinannya.
Setiap organisasi, perusahaan,
instansi pasti mempunyai publik internal dan eksternal, tetapi fokus kali ini
adalah pada publik internalnya. Kegiatan publik internal ditujukan untuk
menciptakan iklim kerja yang baik. Pada pembahasan ini penulis mengambil contoh
kegiatan publik internal yang ada di Bank BUMN (BRI) dan Swasta (BCA). Berikut
penjelasannya.
BUMN:
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia
(BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di
Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto,
Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau
"Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu
lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).
Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan
sebagai hari kelahiran BRI.
Pada tahun
1967-1968 berdasarkan Undang-Undang, BRI dinasionalisasi oleh pemerintah
sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor
Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun
1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1
Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan
Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada
tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini,
sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. BRI mempunyai
tagline “Melayani dengan Setulus Hati” terbukti hingga saat ini BRI sudah
berusia 118 tahun. (untuk lebih lengkapnya, klik bri.co.id)
Kegiatan publik
internal dari BRI Probolinggo antara lain, yaitu:
1. Setiap
minggu ada acara makan bersama, baik itu saat pulang kantor atau saat weekend. Makan bersama biasanya diikuti
oleh Manager Training, deskman, dan teller. Ketua kantor cabang ikut jika
acara diadakan di hall atau tempat
makan yang lebih besar dan dalam kesempatan yang lebih formal untuk menghormati
si kepala cabang tersebut.
2. Gathering yang lebih besar seperti
berkumpulnya semua karyawan BRI dari kantor pusat, kantor cabang, hingga teras
BRI biasanya dilakukan minimal 6 bulan sekali agar lebih mengenal satu sama
lain, karena mereka semua berada dibawah naungan BRI. Untuk setiap kantor
cabang kecil dalam daerah kota atau kabupaten biasanya memiliki kebijakan dan
kebiasaan tersendiri, bisa sama dengan apa yang biasa dilakukan oleh karyawan
cabang pusat bisa juga berbeda sesuai dengan kebijakan kepala kantor yang
bersangkutan.
Alur komunikasi internal
yang terjadi adalah:
1. Briefing rutin yang dilakukan pagi hari
dan doa bersama pukul 7.15-8.00. Kegiatan briefing
itu dilakukan oleh Manager Training
kepada teller yang bertugas untuk
lebih paham akan apa saja yang harus dilakukan di hari tersebut. Setelah briefing biasanya Manager Training akan memberi tahu pengumuman harian yang sifatnya
tidak formal. Pengumuman yang lebih formal biasanya disampaikan dalam rapat
petinggi bank di kantor cabang pusat kota atau provinsi.
2. Komunikasi
yang digunakan biasanya lebih informal untuk menciptakan kondisi yang lebih
akrab. Jika ada karyawan yang berselisih paham biasanya akan langsung diselesaikan
saat itu juga oleh kepala bagian masing-masing divisi untuk tetap menciptakan
situasi yang kondusif diantara karyawan.
3. Karyawan
baru atau magang ada “keharusan” untuk mengenal semua orang dalam kantor maupun
karyawan yang bertugas di luar kantor (marketing dan satpam).
SWASTA:
Bank Central Asia (BCA)
Bank Central Asia (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank
ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah
merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini (masa
jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan
Emir Setijoso.
BCA
secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central
Asia NV. Krisis 1997 membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem
perbankan di Indonesia. Kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan
bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu
beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan
dari pemerintah Indonesia. Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat
kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih
kembali dalam tahun yang sama. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya
pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
Selanjutnya,
BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham
Perdana
berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal
dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai
70,30% dari seluruh saham BCA. Tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di
BCA melalui tender penempatan privat yang strategis.
Farindo
Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus
memperkokoh tradisi tata
kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara
baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun
sebagai lembaga intermediasi finansial. (untuk lebih
lengkapnya, klik bca.co.id)
Kegiatan publik
internal yang dilakukan oleh BCA :
1.
Mengadakan Family Gathering
2.
Membuat media internal (day news) contohnya seperti Majalah atau situs seperti My BCA
3.
Mengadakan pertemuan DF (Dialog Front liner)
4.
Melaksanakan SOP dan komunikasi marketing produk BCA.
Selain kegiatan di
atas, ada juga kegiatan yang sifatnya informal seperti kegiatan kebersamaan
yang dilakukan di luar jam kantor dengan nonton bareng karyawan, jalan santai
dan acara makan bersama karyawan lain.
BCA juga punya kegiatan
publik internal yang dilakukan lewat media untuk berkomunikasi dengan
pihak-pihak internal, seperti Majalah Info BCA dan event-event internal lainnya. Majalah ini kurang lebih berisi
tentang semua produk, program dari perusahaan dan manajemen produk yang disampaikan buat para karyawan dan front liner. Penyebarannya dalam bentuk hard copy dan soft copy yang bisa diunggah ke dalam situs My BCA oleh karyawan.
Berita di majalah biasanya diawali dengan kegiatan apa saja yang sedang terjadi
di perusahaan yang ingin disampaikan kepada kalangan internal. Jadi kalau ada
sesuatu yang sedang terjadi, seperti product
launching bisa dijadikan sebagai berita utama di majalah itu misalnya
“Launcing Kartu Kredit Carrefour BCA Visa”.
Alur informasi tidak
hanya dari perusahaan ke karyawan atau komunikasi dari atas ke bawah saja, tetapi
juga dari bawah ke atas. Majalah Info BCA juga menyampaikan informasi mengenai
karyawan ke top management dan antar
divisi yang saling menginformasikan kegiatan apa saja yang dilakukan. Jadi,
kalau misalnya ada berbagai event yang diselenggarakan di kantor cabang di seluruh
Indonesia itu bisa di share ke kantor
wilayah lain, termasuk di kantor pusat juga.
Perbedaan
Karakter Publik Internal BRI-BCA
Karekter
Publik internal BRI-BCA salah satunya dipengaruhi dari pimpinannya. Jika
dilihat lagi BCA dari dulu memang dimiliki oleh Grup Salim (salah satu grup
bisnis terbesar yang dimiliki oleh Pengusaha Tionghoa Liem sioe Liong—Soedono
salim), sedangkan BRI awalnya adalah Bank Priyayi Jawa dan sekarang dipimpin
oleh Bunasor Sanim. Pasti dari cara kerja dan aturan-aturan pun sudah berbeda.
Jika dilihat dari targetnya,
BCA terkenal sebagai bank
bagi kalangan masyarakat menengah ke
atas sedangkan
BRI terkenal sebagai bank masyarakat menengah ke bawah, namun tidak menutup kemungkinan juga ada beberapa
kalangan menengah atas yang menggunakan BRI ini. Dilihat dari hasil wawancara
yang kami peroleh, produk, pelayanan, manajemen dari kedua bank ini memiliki perberbedaan. Begitu pula yang terdapat dari publik internalnya.
Dari struktur perusahaan—direksi dan
komisaris—kedua bank tersebut kurang
lebih sama yaitu terdapat
Dewan Komisaris (terdiri dari Presiden Komisaris, wakil Komisaris, Komisaris,
dan Komisaris Independen) serta Dewan Direksi (Presdir, Wakil Presdir, dan
Direktur).
Kegiatan
publik internal di kedua bank sebenarnya hampir sama, sama-sama memperhatikan kualitas dan kenyamanan karyawan.
Misalnya dengan mengadakan gathering, nonton dan makan bersama agar lebih dapat
mengenal satu sama lain antara karyawan dengan atasan. Perbedaan yang bisa
dilihat dari hasil wawancara kami adalah hubungan kebersamaan yang ingin
dibangun oleh BRI lebih kuat karena rutin mengadakan makan bersama paling
tidak tiap minggu dan gathering setiap 6 bulan sekali. Begitu
pula yang dilatih kepada karyawan magang untuk lebih mengenal karyawan senior
yang lain.
Sedangkan dilihat dari tradisi
penyampaian informasi antar karyawan/divisi/bahkan kantor cabang kami melihat bahwa BCA lebih transparan terhadap semua
informasi yang ada dalam perusahaan. Namun demikian bukan berarti BRI buruk dalam memberikan informasi, bank ini sudah sangat
baik dalam segi penyampaian informasi. Hal ini bisa dilihat dengan
adanya
briefing
rutin di setiap kantor cabang
setiap harinya, informasi formal dari kantor pusat juga dirapatkan
oleh para petinggi baru disalurkan ke cabang. Sedangkan di BCA, kegiatan diadakan melalui dialog
Front Liner dan Majalah Info BCA. Dengan adanya majalah untuk publik internal tersebut
semua informasi bisa tersampaikan baik kepada karyawan maupun kepada pimpinan.
Karena dengan media komunikasi internal perusahaan tersebut karyawan pun dapat
menyuarakan aspirasinya kepada pimpinan, begitupun sebaliknya.
Sumber
BRI: Bapak Beny Anggara, Manager Training BRI Unit Probolinggo Kota
BCA: Ibu I Gusti Ayu Winda Febriyani, CSO BCA Cabang
Sweta Mataram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar