Selasa, 06 Mei 2014

Konflik Interpersonal dalam Organisasi atau Perusahaan

Konflik ini dapat terjadi karena perbedaan latar belakang individu (perbedaan pendidikan, keahlian, keterampilan, pengalaman kerja, dan nilai hidup), kemudian karena perbedaan latar belakang sosial (perbedaan budaya, agama, dan sebagainya), serta perbedaan ciri-ciri pribadi (lemah lembut, kasar, tegas, plin-plan, agresif, dan sebagainya).
Di kategori ini, di samping konflik yang bersumber dari latar belakang dan ciri kepribadian individu, terdapat juga sumber-sumber lain seperti kekurangan informasi (information deficiency), persaingan dalam perebutan pengaruh, persaingan dalam memperoleh jabatan, pertentangan kepentingan pribadi (misalnya perebutan mobil dinas), konflik antar peranan (seperti antara manajer dan bawahan), melewati batas-batas territorial (letak barang seperti meja yang lewat batas, atau mobil salah parker), gaya kepemimpinan (misalnya pemimpin yang kasar yang menyakiti hati banyak orang yang dipimpinnya.
Konflik yang bersumber dari luar. Misalnya, tuntutan lingkungan kerja yang baru, kehilangan kebebasan pribadi, erosi kontak wajah, terus-menerus dipaksa mempelajari keterampilan kerja baru karena tuntutan pekerjaan, dan terlewatkan dalam promosi jabatan.


Cara mengurangi dan mencegah terjadinya konflik menurut Huse dan Bowditch (1973) dalam Komunikasi Organisasi Wayne Pece dan Faules:
1.       Pastikan bahwa informasi untuk mengatasi masalah ditemukan dan diberikan kepada masing-masing yang berkonflik untuk mendapat rekomendasi penyelesaian bersama.
2.       Berhubungan dekat dengan satu sama lain. Saling membagi persepsi mengenai apa yang dianggap masalah oleh kedua belah pihak agar terselesaikan.
3.       Menemukan musuh bersama. Suatu kelompok dapat membuat membuat kelompok-kelompok yang berkonflik bersatu dan bekerja sama untuk melawan musuh yang sama, hal ini dapat mendekatkan hubungan karena mereka memiliki masalah yang sama dengan yang mereka anggap sebagai musuh.
4.       Identifikasi atau mengembangkan perangkat tujuan bersama. Ini merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menemukan suatu tujuan bersama yang unggul bagi pihak yang bersangkutan.
 

Contoh konflik interpersonal PT. PLN (Persero) Rayon Rantau Yang Dipimpin Oleh Manajer Junior


PT.PLN (PERSERO) Rayon Rantau Provinsi Kalimantan Selatan adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa pelayanan dan penjualan listrik serta ruang lingkup pelayanan pelanggan, baca meter, pencetakan rekening, pembukuan pelanggan, penagihan, dan pengawasan kredit di Wilayah kerja kantor Rayon Rantau. Pada tahun 2010, PT. PLN (PERSERO) Rayon Rantau dipimpin oleh seorang Manajer berusia muda (junior), serta karyawan berusia muda dan tua (senior) yang bekerja di lapangan dan di dalam ruangan.

Menurut Robbins (dalam Yuwono dkk, 2005) Karyawan senior meyakini nilai kenyamanan dan keamanan dalam hidup, sehingga mereka bersikap sangat konservatif, loyal dan mau bekerja keras. Sementara itu karyawan junior meyakini nilai-nilai persahabatan, kebahagiaan, dan kesenangan sehingga mereka menunjukkan sikap yang luwes, menghendaki waktu luang untuk kepuasan kerja serta mengutamakan persahabatan. Manajer dan karyawan sangat berpengaruh dalam kemajuan perusahaan, oleh karena itu diperlukan kerja sama yang baik antara atasandan bawahan agar tidak terjadi konflik.  

Subjek S, S bekerja di kantor Rantau sekitar 8 tahun dan menjabat sebagai Supervisor baca meter. S menganggap dirinya lebih berpengalaman dari pada manajer dalam penyusunan pencapaian target perusahaan tentang penjualan KWH. Menurutnya manajer yang berusia muda mempunyai pengalaman kerja yang kurang. S mengalami konflik interpersonal dengan manajer mengenai hasil penilaian kinerja yang diberikan manajer tentang pencapaian target penjualan KWH, S merasa manajer memberikan nilai yang subjektif terhadap hasil kerjanya mengenai pencapaian target penjualan KWH, sehingga hasil penilaian kinerja yang diterima rendah dan tidak bisa naik peringkat, sehingga membuat S kecewa terhadap manajer. Di dalam perusahaan, manajer berwenang untuk memberikan penilaian kinerja kepada karyawannya, peran manajer sebagai leader yang melakukan fungsi pokok diantaranya memimpin dan pembuat keputusan. Memberikan penilaian kinerja merupakan salah satu tugas manajer dalam menentukan hasik kerja bawahaannya. Setelah mendapatkan hasil kerja yang rendah, S segera menanyakan kepada manajer penyebab hasil penilaian kinerjanya yang rendah dan manajer mengungkapkan penilaian kinerja yang rendah pada karyawan dapat terjadi apabila karyawan tidak memenuhi target yang sudah ditetapkan, setiap seksi diberi target dalam pencapaian kinerja, sehingga hasil yang didapat bisa dikroscekkan dengan target yang direncanakan sebelumnya. Maka apabila ada karyawan mendapatkan penilaian kinerja yang rendah itu merupakan hasil pencapaian target ketika dia bekerja.


Selain itu, S seringkali missunderstanding dengan manajer dalam hal penyampaian keluhan pelanggan baca meter. S menggunakan bahasa daerah dalam penyampaian keluhan pelanggan baca meter, sedangkan manajer berasal dari Jawa sehingga penyampaian keluhan pelanggan baca meter tidak dipahami oleh manajer, dan manajer merasa tidak dihargai karena S sering begitu. Peranan manajer sebagai mediator, yaitu penerima dan pengumpul informasi terkendala oleh faktor komunikasi yang mengakibatkan keluhan pelanggan tidak tersampaikan kepada manajer. Mengatasi masalah komunikasi tersebut, S menjelaskan kembali menggunakan bahasa Indonesia kepada manajer tentang keluhan pelayanan pelanggan baca meter agar manajer paham maksudnya. Masalah komunikasi juga dituturkan oleh T, pernah terjadi salah paham antara karyawan senior dengan manajer mengenai penyampaian dalam berkomunikasi. Manajer tidak mengerti maksud dari karyawan senior, sehingga karyawan senior mengulang dan menjelaskan kembali kepada manajer dengan bahasa Indonesia yang benar, dan manajer mejadi mengerti akan apa yang disampaikan oleh S.


Manajemen konflik yang dilakukan oleh S yaitu Confronting Konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya dan pemecahan itu harus sejalan dengan tujuan-tujuan pribadinya maupun tujuan-tujuan pribadi lawannya. Konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi diantara dua pihak yang selalu berhubungan. Individu akan selalu berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak dan yang mampu menghilangkan ketegangan serta perasaan negative yang mungkin muncul di dalam diri kedua pihak akibat konflik. Menanyakan kepada manajer tanpa emosi penyebab hasil penilaian kinerja yang rendah dan menjelaskan kembali maksud yang disampaikan merupakan jalan yang dilakukan S untuk mencari pemecahan masalah dan untuk mengurangi ketegangan yang terjadi antara S dan manajer.


Daftar Pustaka:

Firman. (2013). Konflik dalam Organisasi dan sumber konflik tersebut. Diakses dari http://firmandut.blogspot.com/2013/05/konflik-dalam-organisasi-dan-sumber.html diakses pada 5 Mei 2014
 
Rahayu, S. (2013). Konflik Interpersonal Karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Rantau Yang Dipimpin Oleh Manajer Junior. Diakses dari Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 01, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id diakses pada 5 mei 2014
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar