Pengantar Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang
terjadi di dalam sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
SDM dalam organisasi. Dalam
komunikasi internal terdapat dua pola cara berkomunikasinya, yakni komunikasi
formal dan komunikasi nonformal.
1. Saluran komunikasi formal: Komunikasi dari atas ke bawah, ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Komunikasi formal “dianggap” terlalu ribet bagi cabang
batang (dalam struktur organisasi), karena membutuhkan dokumen dan waktu lebih
lama untuk menyampaikan informasi kepada tingkatan manajemen yang paling atas.
2. Saluran komunikasi informal merupakan cara berkomunikasi secara luwes, fleksibel, tidak
terikat aturan, waktu. Contoh: Bincang-bincang pada saat jam istirahat kantor.
Cara mengelola komunikasi:
1. Penanganan pesan rutin biasanya terjadi pada bagian HRD untuk memaksimalkan
manfaat dan meminimkan biaya, manajer bisa melakukan antara lain:
a. Mengurangi jumlah pesan masuk atau pesan keluar.
b. Memberikan instruksi yang jelas kepada departemen terkait
tentang “kriteria pesan yang bisa dilanjutkan dan tidak bisa dilanjutkan.”
c. Menyerahkan tanggung jawab penyeleksian pesan kepada seseorang yang dinilai mampu.
2. Penanganan krisis komunikasi. Manajer bisa melakukan antara lain:
a. Membentuk tim darurat yang terdiri dari kandidat-kandidat
yang mampu bekerja di bawah tekanan waktu, dan lihai dalam krisis.
b. Menciptakan pusat informasi yang bisa dan mudah diakses
karyawan dan pimpinan (bisa menggunakan teknologi seperti komputer, internet,
telekomunikasi).
c. Bersikap jujur dan terbuka kepada tim krisis dan pimpinan.
Publik Internal Dalam Komunikasi Organisasi
Kegiatan Publik internal
biasanya dilakukan oleh seorang public relations (PR). Publik internal dalam perspektif PR mengacu
kepada pihak-pihak yang bekerja dan memiliki kepentingan dengan suatu
organisasi seperti para pegawai/karyawan manajemen, beserta anggota
keluarganya. Termasuk serikat buruh yang hidup dan
berkembang dalam perusahaan atau organisasi. Tidak kalah penting, pemegang
saham perusahaan yang lazim disebut dengan stockholder
public. Komponen internal publik ini merupakan kumpulan individu yang
secara rutin berjumpa dan berinteraksi.
Bentuk hubungan publik internal ada beberapa
macam yaitu hubungan dengan buruh (labour
relations), hubungan dengan karyawan (employee
relations), hubungan dengan majaner (manager
relations), hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations), dan Investor
Relations. Aspek-aspek tersebut berkaitan satu dengan yang lain dan tentunya
memegang peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan sebuah perusahaan.
Tugas IR biasanya adalah mengikuti perkembangan bursa
saham, menyediakan
informasi mengenai kondisi perusahaan kepada
masyarakat keuangan, memberikan
saran kepada manajemen terkait saham perusahaan, dan juga memberikan jawaban terhadap
berbagai pertanyaan bidang keuangan. Biasanya seorang IR merupakan seorang pemegang saham,
manajemen perusahaan, penasehat perusahaan, pemberi pinjaman atau pihak luar
yang dibayar oleh sebuah perusahaan untuk menjadi IR dalam perusahaan tersebut.
Memahami Karakter publik Internal
Komunikasi internal bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM dalam
organisasi. Terjadi proses
pertukaran informasi diantara batang-batang struktur organisasi yang mana kualitas komunikasi
ditentukan dari frekuensi dan intensitasnya. Hubungan komunikasi internal harus terjalin dengan baik
diantara batang-batang organisasinya. Setiap batang, memiliki perannya masing-masing dalam
rangka menjalin hubungan baik dan mencapai tujuan organisasi. Pertukaran informasi dalam organisasi merupakan
penghubung antar anggota dan penghubung anggota dengan pimpinannya.
Kegiatan humas internal untuk publik internal
dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti family gathering, briefing, dan rapat yang diadakan secara rutin.
Kegiatan-kegiatan internal diadakan dalam rangka menciptakan opini publik internal melalui komunikasi internal dan untuk memberikan informasi kepada
karyawan secara keseluruhan (bersama-sama). Bertujuan untuk meningkatkan
motivasi karyawan, dan meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dan ditujukan untuk menciptakan iklim kerja
yang baik.
Setiap perusahaan atau organisasi pasti
mempunyai karakter publik internal yang berbeda dan hal itu menjadikan identitas
perusahaan satu dengan yang lain bisa dibedakan. Misalnya saja perusahaan BUMN
dan Swasta, pasti ada yang membedakannya. Entah itu jenis kegiatannya, waktu
pelaksanaan kegiatan, alur komunikasi perusahaan, ataupun media yang digunakan
dalam komunikasi internalnya.
Komunikasi Multikultural Dalam Internal Organisasi
Multikulturalisme adalah kesediaan menerima
kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan
budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme merupakan sebuah kepercayaan yang
menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik/budaya dapat hidup berdampingan secara damai yang ditandai oleh kesediaan
untuk menghormati budaya lain. Tujuan multikulturalisme tidak untuk mempromosikan
kaum minoritas, tetapi menciptakan masyarakat
yang beragam yang diakui secara legal. Ronda J. Stanton mendefinisikan komunikasi multikultural sebagai kemampuan
komunikasi dengan disertai pemahaman tentang budaya.
Tempat kerja adalah sebuah organisasi dimana
terjadi pertemuan budaya. Relasi kerja ditandai dengan bertemunya individu yang
berbeda bangsa (budaya) dalam kelompok kerja untuk mencapai target bersama.
Tantangan ini tidak mudah. Bekerjasama dengan orang yang berbeda budaya bukan
hal yang gampang, bahkan juga bagi orang Indonesia yang sebetulnya memiliki
akar multikultural. Kondisi ini menuntut kemampuan 3C atau Cross-cultural competence atau Intercultural
competence, yaitu segenap kemampuan yang menyebabkan individu dapat
beradaptasi secara efektif dalam lingkungan interkultural. Seseorang yang interculturally competent dapat
menangkap dan memahami budaya lain, dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan
budaya lain karena ia bisa memahami konsep spesifik bagaimana individu dalam
budaya lain itu berfikir, merasakan, dan memilih tindakan yang diambilnya.
1. Aplikasi Multikulturalisme dalam
Organsisasi
Dalam beberapa tahun terakhir,
perusahaan-perusahaan dari berbagai bentuk, ukuran, dan dalam berbagai bidang
usaha telah memeluk program yang dirancang untuk merayakan keragaman dan
mendorong komunikasi antara individu dan kelompok-kelompok dari latar belakang
budaya yang berbeda. Sebagai contoh, karyawan yang terlibat dalam bidang teknik
(komputer, teknik mesin, dll) sering memiliki latar belakang pendidikan dan
pekerjaan yang sangat berbeda dari para pekerja yang terlibat dalam “kreatif”
wilayah perusahaan (pemasaran, public relations, dll). Perbedaan-perbedaan ini
sering menampakkan diri dalam modus komunikasi yang menguntungkan pihak-pihak
yang bersangkutan.
Para konsultan dan peneliti setuju,
meskipun, bahwa banyak perbedaan antara budaya fungsional yang berbeda ini
dapat diatasi melalui kebijakan yang proaktif mengenali perbedaan-perbedaan
semacam itu ada dan bekerja untuk mendidik semua orang tentang legitimasi dari
setiap kebudayaan. Konsultan, peneliti, dan pemilik bisnis sependapat bahwa elemen penting dalam intercultural
communication adalah bahasa.
Larry A. Sammovar dan Richard E. Porter, mengemukakan unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita
ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain yaitu Keperacayaan (beliefs),
nilai (values), dan sikap (attitudes), Pandangan dunia (worldviews), Organisasi sosial (social organization), Tabiat manusia (human nature), Orientasi kegiatan (activity orientation), dan Persepsi tentang diri dan orang lain
(perception of self and other).
Komunikasi multikultur yang ada dalam komunikasi internal diharapkan
dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme dan
kesadaran bahwa bangsa Indonesia adalah masyarakat yang unsur-unsurnya memiliki
ciri yang beragam (multikultur).
2. Teori
Interaksionisme Simbolik
Komunikasi multikultural dalam organisasi ada
kaitannya dengan Teori Interaksionisme Simbolik. Tokoh utama teori ini adalah
George Herbert Mead yang dikenal dengan Mahzab Chicago. Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat
berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran,
maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain.
Proses komunikasi multikultural tidak cukup hanya diteliti dari apa yang
dilihat, tetapi dipahami juga bagaimana aktivitas komunikasi berlangsung berupa
pemindahan atau pertukaran simbol yang diberi makna serta menimbulkan interaksi antar budaya yang unik. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia
harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan
manusia membentuk dan mengatur perilaku dengan mempertimbangkan
ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksinya.
Dengan teori interaksi simbolik peneliti dapat memahami bagaimana sifat
khusus yang ada pada berbagai etnis sehingga mereka memasuki proses komunikasi
multikultural.
Budaya Perusahaan Dalam Komunikasi Internal
Budaya organisasi merupakan bentuk keyakinan,
nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam organisasi,
budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi. Robbins,
(2003) menjelaskan bahwa budaya organisasi itu merupakan suatu sistem nilai
yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal yang
sedemikian tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi
lainnya. Budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan
harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan
yang diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi
organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi.
1. Peran
dan karakteristik Budaya Organisasi
Peran
budaya di dalam organisasi memiliki
pengaruh yang besar dalam menjalankan sebuah fungsi organisasi. Adapun fungsi
budaya di dalam organisasi menurut Robbins sebagai berikut :
a. Budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b. Budaya
membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan.
Suatu budaya organisasi dalam perusahaan
harus memiliki program-program dan proses untuk mendorong para karyawan
memiliki inistiatif yang lebih baik, menetapkan tantangan yang tinggi untuk
mencapai suatu target atau tujuan, menjadikan pimpinan yang lebih baik,
menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga anggota dapat lebih bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya dan terhadap perusahaan secara menyeluruh. Seorang
pemimpin memiliki tanggung jawab untuk mendorong dan mengembangkan para manager
agar mampu memotivasi para bawahannya. Seorang karyawan juga dituntut untuk
berani mengambil resiko agar mendapat ide yang inovatif dan kreatif sehingga
karywan tersebut akan dianggap memiliki kontribusi terhadap perusahaan.
2. Manfaat
implementsi budaya organisasi
Kesinambungan organisasi sangat tergantung
pada budaya yang dimiliki. Budaya perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai daya
saing andalan organisasi dalam menjawab tantangan dan perubahan. Budaya
organisasi pun dapat berfungsi sebagai rantai pengikat dalam proses menyamakan
persepsi atau arah pandang anggota terhadap suatu permasalahan, sehingga akan
menjadi satu kekuatan dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Isi
budaya organisasi
Isi budaya organisasi
merupakan hasil kesepakatan bersama dalam menentukan pedoman berfikir,
berpendapat, dan berlaku, bersikap, dan bekerja sehingga akan mempengaruhi arah
dan perilaku sumberdaya manusia. Tertanamnya berbagai macam standart organisasi
menunjukkan isi budaya organisasi telah diterima dan telah diciptakan untuk
menjadi bagian dari diri masing-masing pegawai.
4. Hubungan
antara PR dengan budaya Organisasi
Public Relations sangat erat kaitannya dengan
Budaya perusahaan, karena Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi
yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang
menjalin kontak dengannya. Usaha yang dilakukan Public Relations melalui budaya
perusahaan dalam membina kinerja pegawai, diarahkan pada suatu pencapaian
tujuan organisasi yang dilakukan dengan
jalan memenuhi kebutuhan di dalam perusahaan. Pelaksanaan Budaya
perusahaan yang dilakukan Public relations memang sangat berperan penting untuk
menciptakan kerja sama, saling pengertian, menjalin hubungan yang harmonis
antara atasan dengan bawahan, sehingga jika Budaya perusahaan dapat berjalan
dengan baik dan diharapkan dapat membina kinerja pegawai.
Kiat berkomunikasi dalam internal organisasi
(HRD)
Human Relations Development adalah suatu hubungan dan interaksi dalam semua situasi atau semua
bidang termasuk bidang kerja di suatu organisasi yang tidak hanya mementingkan
aspek komunikasi tetapi juga untuk membangkitkan seseorang agar dapat bekerja
sama, produktif dan mencapai kepuasan. Human
relations dapat terjadi dimana saja, seperti dirumah, di jalanan, dan
lain-lain dimana dapat melakukannya dengan komunikasi yang baik, sehingga
saling memuaskan individu yang terlibat di dalammnya. Human Relations bukan hanya suatu keadaan yang pasif tetapi suatu
aktivitas atau kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif.
1. Human Relation
dan Manajemen
Human Relations
dalam manajemen adalah untuk mengupayakan agar para karyawan mampu menciptakan
suatu kerjasama antar karyawan dalam satu tim kerja, meningkatkan produktifitas
dan memperoleh kepuasan kerja. Human
relations juga bisa membantu fungsi manajemen untuk memecahkan masalah
komunikasi internal yang timbul dalam situasi kerja sehingga menimbulkan
keberanian untuk memecahkan masalah. Human relations di dalam manajemen ini
juga dapat dilakukan dengan counseling dan diskusi kelompok. Dalam counseling yang
bertindak sebagai counselor (pembimbing) adalah para atasan sedangkan yang
bertindak sebagai counselee (yang dibimbing) adalah para bawahan. Diharapkan
para karyawan dapat bekerja dengan senang hati tanpa ada rasa ragu dan tertekan
dalam melaksanakan tugasnya.
2. Human relation sebagai pengetahuan
Dalam
kajian komunikasi, human relation menjadi fungsi komunikasi
antarpersonal. Karena di sini melibatkan dua atau lebih individu yang saling
berinteraksi. Kalau didefenisikan secara harfiah human relation
merupakan sikap manusia dalam bentuk perilaku komunikasi kemanusiaan. Human
relation atau hubungan manusiawi bisa terjadi dimanapun dan kapanpun.
Human
relations dalam organisasi juga telah banyak diteliti dan dipraktekkan di
negara-negara yang sudah maju, terutama dalam bidang ekonomi sektor industri.
Sebabnya karena ternyata perkembangan masyarakat sebagai akibat kemajuan
teknologi telah menimbulkan berbagai pengaruh kepada individu-individu yang
merupakan tenaga kerja (manpower)
yang nantinya juga berpengaruh kepada lancar/tidaknya pekerjaan.
Human
relations dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif antara
orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan.
Karena itu sering human relations dalam organisasi kekaryaan ini sering dinamakan
“organization human relations”. Dalam artian human relations bukan suatu
keadaan yang pasif, melainkan suatu aktivitas. Oleh sebab itu human relations
adalah seni dan ilmu pengetahuan terapan (applied
art and science).
Internal Branding Corporate/Organisasi
Merupakan kegiatan komunikasi perusahaan yang berorientasi secara internal. Perusahaan mengkomunikasikan kepada karyawan tentang segala aspek dalam membangun merek, sehingga pada
karyawan terbentuk perilaku yang
sesuai dengan misi dari merek itu
sendiri.
1. Tahap berhasilnya
internal branding
a. Sinkronisasi antara brand personality, tata nilai, dan budaya
perusahaan.
b. Menjadikan karyawan sebagai tulang
punggung dalam menghidupkan brand. Libatkan karyawan dalam prosesnya sehingga memiliki kesadaran yang
tinggi terhadap esensi dari atribut hingga brand
promise.
c. Internalisasi
dengan mengoptimalkan komunikasi internal secara konsisten untuk menjelaskan
tata nilai dan perilaku yang sesuai dengan brand promise. Kesuksesan
internalisasi ini ditandai dengan merasuknya
tata nilai dan perilaku ini dalam keseharian karyawan. Pengakuan dan
penghargaan akan meneguhkan komitmen karyawan sebagai brand ambassador.
2. Manfaat internal branding bagi perusahaan
Jika internal branding berhasil
dijalankan dengan baik, dan disinergikan dengan strategi eksternal maka
perusahaan dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dan mendapatkan loyalitas, baik itu mitra, aliansi
strategis, pemegang saham, pelanggan,
dan tentu saja karyawan. Dalam
jangka panjang juga akan meningkatkan value dari perusahaan.
3. Alat Komunikasi dalam Internal Branding Corporate
Secara umum, tujuan media internal adalah untuk meningkatan hubungan antara karyawan dengan pihak manajemen. Media internal mempunyai keharus untuk
memenuhi kebutuhan organisasi para karyawan. Karyawan harus dan dapat melihat informasi sebagai sesuatu yang
bermanfaat dan bermakna bagi mereka.
4. Bentuk-bentuk Media
Internal yang digunakan
a. Manual Handbook
Tujuan pembuatannya antara lain menggambarkan kebijakan dan struktur PR sebuah organisasi atau perusahaan, memaparkan hal-hal apa saja yang
perlu dilakukan oleh manajer dan kapan mereka harus memeriksanya dan sebagai standar-standar kualitas
bagaimana cara pelaksanaan pekerjaan PR diimplementasikan di seluruh
organisisasi atau perusahaan.
b. News Clipping (Guntingan Berita)
Berupa informasi yang di publikasikan beberapa media massa
dan Internet mengenai semua informasi perusahaan. Leaflet, merupakan salah satu media
komunikasi yang digunakan perusahaan dalam menjalin hubungan baik dengan internal
relations-nya. Sering dicetak dalam selembar kertas.
c. Surat (Memo Internal)
Surat tradisional masih tetap menjadi tulang
punggung media komunikasi internal perusahaan.
d. Telepon Internal Bebas
Pulsa (Extention Telephone Number)
Salah satu media komunikasi yang dipakai karyawan tanpa menyebutkan
identitasnya untuk memberikan informasi atau laporan internal perusahaan.
Rapat dan Telekonferensi. Hal-hal yang harus
dipersiapkan oleh seorang public relations sebelum rapat dimulai adalah
menurut Cutlip (2002) adalah
agenda rapat, pemimpin rapat, jumlah peserta rapat, moderator, notulen, ruangan rapat, alat perlengkapan rapat, dan konsumsi.
e. Newsletter
Bentuk paling umum dari publikasi periodik.
f. Papan Pengumuman
Untuk memastikan kredibilitas dan keterbacaannya, majalah dinding harus
direncanakan secara hati-hati dan tetap terjaga agar tetap memuat informasi
terbaru.
g. Poster
h. Kotak Saran
Setiap pegawai yang memiliki ide-ide cemerlang, keluhan, atau bahkan
kecaman pedas terhadap atasan atau perusahaan dipersilahkan menyampaikannya
melalui kotak-kotak saran tersebut.
i. Rak informasi
Sangat baik ditempatkan
di lokasi tempat para karyawan dapat memperhatikan bahan-bahan yang
ditaruh di sana dengan suasana agak santai, seperti di lobby depan
kantor.
1. Aliran Komunikasi dalam Internal Branding Corporate Iklim Komunikasi
Organisasi
Pace & Faules (2005) aliran komunikasi
dalam internal branding adalah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama,
kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi
ke atas, dan perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Pola airan informasi ada dua yaitu roda dan
lingkaran. Arah alirannya ada ke bawah, ke atas, horizontal, dan lintas
saluran.
2. Hambatan Komunikasi dalam
Internal Branding Corporate Robbins
a. Penyaringan
yang dipengaruhi oleh rasa takut yang disebabklan pesan yang
disampaikan adalah berita buruk.
b. Persepsi selektif menerjemahkan sandi
dari suatu pesan, penerima
menyesuaikannya dengan harapan mereka sendiri ke dalam komunikasi.
c. Kelebihan informasi
d. Emosi dan bahasa Bahasa
3. Kesulitan komunikasi Manajemen Mutu sebagai Internal
Branding
Pada pendekatan
manajemen mutu (Total Quality Management) terdapat sepuluh unsur utama dalam hal
bagaimana menjalankan pendekatan ini menurut (Goetsch dan Davis) yaitu fokus pada
pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang,
teamwork, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan
Pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan.
Daftar Pustaka:
Anonim. (2010). Komunikasi dan Organisasi Multikultural. Diakses dari http://communicationista.wordpress.com/2010/03/28/komunikasi-dan-organisasi-multikultural/
pada 10 April 2014.
Fitria, D. (2012). Budaya
Organisasi. Diakses dari http://derafitria.wordpress.com/2012/09/29/budaya-organisasi/
pada 31 Maret 2014.
Kemal, P. (n.d). Peran Internal Public. Diaskes dari http://www.lspr.edu/pritakemalgani/peran-internal-public/ pada 8 April 2014.
Purnamawati, E. (2010). Investor Relations. Diakses dari http://belajarkomunikasi2009.blogspot.com/2010/11/investor-relations.html
pada 10 April 2014.
Purnamawati, E. (2009). Mengenal Publik Internal. Diakses di http://belajarkomunikasi2009.blogspot.com/2010/03/mengenal-publik-internal.html
pada 10 April 2014 .
Muwafik, S. (2010). Human
Relations Sebagai Praktek Komunikasi & Public Relations.
Diakses dari http://id.scribd.com/doc/40287077/2-Human-Relations-Development-Muwafik-UB
pada 31 Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar